Minggu, 27 Januari 2013

Belajar Nulis


Ada seorang temen yang termotivasi untuk menulis bilang, "Aku ternyata belum siap (untuk) menjadi seorang penulis. Aku masih harus banyak membaca." sedikikit mengomentari saya katakan, "Iya, membaca itu perlu (bahkan kewajiban apalagi sebagai seorang penulis). Tapi membaca saja tidak cukup (kurang afdol) kalau tidak dibarengi dengan menulis."
Teringat gaya pembelajaran yang ada di Lirboyo, (Pondok Pesantren Lirboyo Kediri) salah satu metode pembelajaran santri yang (setidaknya menurut saya) paling cepat menbuahkan hasil adalah Musyawarah (diskusi). Dengan berdiskusi apa yang mereka pelajari tertanam lebih kuat di dalam alam bawah sadar dari pada ketika hanya membacanya sendiri (selain pemahaman yang salah juga diluruskan).
Oleh karenanya saya berkesimpulan bahwa saat sendiri (belajar sendiri bagi pelajar, merenung bagi mereka yang berjiwa sosialis dan pemikir dll) dengan menuangkan pendapatnya (tentang apa yang dibaca atau direnungkan) melalui tulisan akan memperoleh manfaat yang sama (setidaknya manfaat yang saya maksudkan di atas, termasuk pemahaman atau perenungan yang kurang tepat bisa diluruskan dengan menyampaikan tulisan itu kepada orang yang paham dengan apa yang dibahas).
Untuk memotivasi teman saya tadi saya tambahkan, "Jangan terlalu berfikir tulisan itu bagus atau enggak, yang paling mahal itu kemauannya. Kalau sekarang sudah ada kemauan kenapa harus ditunda? 'kan sia-sia nikmat Tuhan bila tak disukuri!"

Yah, meski diri ini tak sebaik apa yang diucapkan "lisannya", dan tak seindah husnudhon teman-temannya, itung2 sebagai pembelajaran untuk sekedar berkomentar.
Terimakasih kawan...
Dengan (harapannya) bermanfaatnya tulisan dan komentarku, semoga bermanfaat juga diriku (dan membawa manfaat kembali pada diriku..)
Aminnn..
Comments
0 Comments