skip to main |
skip to sidebar
Belajar Nulis
Ada
seorang temen yang termotivasi untuk menulis bilang, "Aku ternyata
belum siap (untuk) menjadi seorang penulis. Aku masih harus banyak
membaca." sedikikit mengomentari saya katakan, "Iya, membaca itu perlu
(bahkan kewajiban apalagi sebagai seorang penulis). Tapi membaca saja
tidak cukup (kurang afdol) kalau tidak dibarengi dengan menulis."
Teringat gaya pembelajaran yang ada di Lirboyo, (Pondok Pesantren Lirboyo Kediri) salah satu metode pembelajaran santri yang (setidaknya
menurut saya) paling cepat menbuahkan hasil adalah Musyawarah (diskusi).
Dengan berdiskusi apa yang mereka pelajari tertanam lebih kuat di dalam
alam bawah sadar dari pada ketika hanya membacanya sendiri (selain
pemahaman yang salah juga diluruskan).
Oleh karenanya saya
berkesimpulan bahwa saat sendiri (belajar sendiri bagi pelajar, merenung
bagi mereka yang berjiwa sosialis dan pemikir dll) dengan menuangkan
pendapatnya (tentang apa yang dibaca atau direnungkan) melalui tulisan
akan memperoleh manfaat yang sama (setidaknya manfaat yang saya
maksudkan di atas, termasuk pemahaman atau perenungan yang kurang tepat
bisa diluruskan dengan menyampaikan tulisan itu kepada orang yang paham
dengan apa yang dibahas).
Untuk memotivasi teman saya tadi saya
tambahkan, "Jangan terlalu berfikir tulisan itu bagus atau enggak, yang
paling mahal itu kemauannya. Kalau sekarang sudah ada kemauan kenapa
harus ditunda? 'kan sia-sia nikmat Tuhan bila tak disukuri!"
Yah, meski diri ini tak sebaik apa yang diucapkan "lisannya", dan tak
seindah husnudhon teman-temannya, itung2 sebagai pembelajaran untuk
sekedar berkomentar.
Terimakasih kawan...
Dengan (harapannya)
bermanfaatnya tulisan dan komentarku, semoga bermanfaat juga diriku (dan
membawa manfaat kembali pada diriku..)
Aminnn..